Friday 9 May 2014

Pengertian Komunikasi


1.      Ruang Lingkup Komunikasi
Akibat    kecepatan  media  informasi  dan  kompleksnya  berbagai  macam hubungan, maka  komunikasi  telah menjadi masalah  semua  orang.  Istilah  komunikasi  saat  ini  sudah  sedemikian populer  dan  dipergunakan  oleh  kebanyakan  orang.  Ia  dipergunakan  dalam  semua  kesempatan  baik  dalam pembahasan  maupun  membicarakan  berbagai  masalah.  Kiranya  sudah  menjadi  kodrat  manusia  senantiasa membutuhkan  hubungan  dengan  sesamanya,  baik  secara  sepihak  maupun  timbal  balik.  Komunikasi  adalah  inti semua  hubungan  sosial.
Manusia  sebagai  makhluk  individu maupun makhluk sosial memiliki dorongan ingin  tahu,  ingin maju dan berkembang.   Salah satu sarananya melalui komunikasi. Karena  itu, komunikasi merupakan  kebutuhan  yang mutlak  bagi  kehidupan manusia.
Agar terlaksananya komunikasi yang baik,
banyak  rintangan  yang  ditemui  dan  dihadapi  baik  rintangan  yang  bersifat  fisik, individual,  bahasa  atau  bahkan sampai pada perbedaan makna yang dimaksud oleh orang yang diajak berkomunikasi. Komunikasi merupakan kegiatan yang pokok dalam kehidupan bermasyarakat atau sebagaimana dikatakan oleh seorang  tokoh komunikasi, bahwa “Communication  is human existence and social process”.
Dari komunikasi memungkinkan suatu ide (baru atau lama)  tersebar  dan  dihayati  orang,  dituntut  ataupun  ditolak  orang,  berhasil  atau  gagalnya  proyek  dan  program
pembangunan.  Inilah sebabnya mengapa pada akhir-akhir  ini di  Indonesia  komunikasi menjadi makin penting dan diperhatikan orang  . Hal  ini  karena komunikasi merupakan alat pembangunan, alat  integrasi, alat  kekuasaan, dan untuk  itu  komunikasi  penting  untuk  diketahui,  dipahami  serta  dihayati  oleh  semua  orang,  khususnya  untuk penyelengggara  pembangunan  sebab  mereka  lebih  banyak  berhadapan  dan  berhubungan  dengan  pelaksanaan pembangunan  dan  masyarakat  luas.  Dengan  berkembangnya  komunikasi  maka  dengan  sendirinya  lingkup komunikasi  menagalami  perubahan  yang  mendasar.  Banyak  para  ahli  komunikasi  yang  menguraikan  lingkup komunikasi, namun pada dasarnya perkembangan tidak menyimpang dari konsep di atas tadi. Salah satu persoalan di dalam memberi pengertian komunikasi, yakni banyaknya definisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya. Hal  ini disebabkan karena banyaknya disiplin  ilmu yang  telah memberi masukan  terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu elektronika dan  sebagainya. Begitu banyaknya  sarjana  tertarik mempelajari  komunikasi  telah melahirkan berbagai macam definisi yang bisa membingungkan jika tidak memahami hakikat komunikasi antarmanusia. 
2.      Pengertian Komunikasi
Komunikasi /communication, berasal  dari kata communicatio atau dari  kata  communis  yang  berarti  sama  atau  sama  maknanya  atau  pengertian  bersama,  dengan  maksud  untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator.
Fiske  (1990) mengemukakan bahwa hal  tersebut menimbulkan asumsi-asumsi sebagai berikut  :
(1)  Komunikasi  adalah  studi  yang  dapat  dipertanggungjawabkan,  namun  kitac memerlukan  sejumlah  pendekatan disipliner  untuk  mengkajinya  secara  komprehensif,  (2)  Semua  komunikasi  melibatkan  tanda  (signs)  dan  kode (codes). Tanda adalah artefak atau  tindakan  yang merujuk pada sesuatu  yang  lain di  luar  tanda  itu sendiri,  yakni tanda menandakan konstruk. Kode adalah sistem    tanda-tanda diorganisasikan dan yang enentukan bagaimana tanda-tanda  itu mungkin berhubungan satu sama  lain, (3) Tanda-tanda  itu ditransmisikan atau dibuat  tersedia pada yang  lain  dan  bahwa  pentransmisian  atau  penrimaan  tanda/kode/komunikasi  adalah  praktek  hubungan  sosial,  (4) komunikasi  adalah  sentral  bagi  kehidupan  budaya  kita,  karena  tanpa  komunikasi  kebudayaan  dan  jenis  apa  pun akan mati. Konsekuensinya, studi komunikasi melibatkan studi kebudayaan yang dengannya ia terintegrasi. Asumsi-asumsi ini didasari definisi umum tentang komunikasi sebagai interaksi sosial melalui pesan.
Fiske  (1990) juga menjelaskan  bahwa  studi  komunikasi  dapat  dikelompokkan menjadi  dua kategori atau mahzab utama, yaitu mahzab pertama komunikasi sebagai proses yakni melihat komunikasi sebagai transmisi  pesan  dan mahzab  kedua  sebagai  semiotika  (ilmu  tentang  tanda  dan makna)  yakni melihat  komunikasi sebagai produksi dan pertukaran   makna. Mahzab pertama cenderung mempergunakan  ilmu-ilmu sosial,  terutama
psikologi  dan  sosiologi  dan  cenderung  memusatkan  dirinya  pada  tindakan  komunikasi,  sementara  itu,    mahzab kedua    cenderung  mempergunakan  linguistik  dan  subjek  seni  dan  cenderung  memusatkan  dirinya    pada  karya komunikasi.
Dalam  garis  besarnya  komunikasi  dapat  disimpulkan  sebagai  penyampaian  informasi  dan  pengertian  dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila sekiranya timbul saling pengertian,  yaitu jika  kedua belah pihak si pengirim dan si penerima  informasi dapat memahami. Hal  ini  tidak berarti bahwa  kedua belah  pihak  harus  menyetujui  sesuatu  gagasan  tersebut.  Yang  penting  adalah  kedua  belah  pihak  sama-sama memahami gagasan tersebut. Dalam hal seperti inilah baru apat dikatakan bahwa komunikasi telah berhasil baik.
3.      Fungsi Komunikasi
Pengamatan  yang  dilakukan  oleh  para  pakar  komunikasi mengemukakan  fungsi yang berbeda-beda. Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa berkomunikasi  teruta ma  dapat  untuk menyatakan dan mengemukakan  identitas  diri,  untuk membangun  kontak  sosial  dengan  orang sekitar  dan  untuk  mempengaruhi  orang  lain  untuk  merasa,  berpikir  atau  berperilaku  seperti  apa  yang  diinginkan. Namun  tujuan dasar berkomunikasi adalah untuk mengendalikan  lingkungan  fisik dan psikologis.
Berkenaan dengan fungsi komunikasi tersebut, secara lebih spesifik dan kategorik, Mulyana (2002) membagi menjadi  empat  klasifikasi  fungsi  dalam  komunikasi,  yaitu  :  fungsi  sosial, ekspresif,  fungsi  ritual,  dan    fungsi instrumental. Berikut di bawah ini dijelaskan secara singkat empat klasifikasi fungsi komunikasi tersebut.
a.        Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari  tekanan dan ketegangan,    lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. 
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan  itu hanya bisa kita peroleh  lewat  informasi  yang  diberikan  orang  lain  kepada  kita. Manusia  yang  tidak  pernah  berkomunikasi  dengan manusia  lainnya  tidak mungkin mempunyai kesadaran bahwa dia adalah manusia. Kita sadar bahwa kita manusia karena orang-orang di sekeliling kita menunjukkan kepada kita lewat perilaku verbal dan non verbal mereka bahwa kita manusia.   Konsep diri kita yang paling dini umunya dipengaruhi oleh keluarga, dan orang lain di sekitar kita termasuk kerabat. Mereka itulah yang disebut sebagai significant others.
b.      Komunikasi Ekspresif
Komunikasi    Ekspresif  tidak  otomatis  bertujuan  untuk  mempengaruhi  orang  lain,  namun  dapat  dilakukan sejauh  komunikasi  tersebut menjadi  instrumen  untuk menyampaikan  perasaan-perasaan  kita.  Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal. 
c.       Komunikasi Ritual  
Komunikasi  ritual  erat  kaitannya  dengan  komunikasi  ekspresif.  Komunikasi  ritual  biasanya  dilakukan secara  kolektif.  Suatu  komunitas  biasanya  melakukan  upacara-upacara  tertentu.  Dalam  acara  upacara  tersebut, mereka mengucapkan  kata-kata  atau menampilkan  perilaku-perilaku  tertentu  yang  bersifat  simbolik. Mereka  yang berpartisipasi  dalam  bentuk  komunikasi  ritual  tersebut  menegaskan  kembali  kommitmen  mereka  kepada  tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi atau agama mereka. Hingga kapanpun ritual tampaknya akan tetap menjadi kebutuhan  manusia,  meskipun  bentuknya  berubah-ubah,  demi    pemenuhan  jati  diri  sebagai  individu,  sebagai anggota komunitas sosial dan sebagai salah satu unsur dari alam semesta.
d.      Komunikasi Instrumental
Tujuan komunikasi  instrumental antara  lain; menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah  perilaku  atau menggerakkan  tindakan,  dan  juga untuk menghibur. Bila  diringkas maka kesemua  tujuan  tersebut  dapat  disebut membujuk  (bersifat  persuasif).  Komunikasi  yang  berfungsi meberitahukan atau  menerangkan  (to  inform)  meandung  muatan  persuasif  dalam  arti  bahwa  pembicara    menginginkan pendengarnyna mempercayai bahwa  fakta atau  informasi yang disampaikannya akurat dan  layak untuk diketahui.
Bahkan komunikasi yang menghibur (to entertain) pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka.

No comments:

Post a Comment