Monday 6 April 2015

SEMIOTIKA VISUAL_Pendapat Perch Qualisign, Sinsign, dan Legisign


TUGAS KAJIAN SEMIOTIKA VISUAL
Kotak Kardus

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah kritik desain
dosen pengampu ibu Sri Iswidayati





Oleh:
Muhamad Khalim
2411412021
Rombel 209
Desain Komunikasi Viual S1




JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014




KOTAK KARDUS

Qualisign
Terbuat dari Kertas, berbentuk Kubus atau balok
Sinsign
Dibuat dan diberikan untuk hadiah orang lain
Legisign

Kotak kardus disebut Kado

Makalah DKV_FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KREATIVITAS MASYARAKAT INDONESIA DI ERA GLOBALISASI







FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KREATIVITAS MASYARAKAT INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar Seni Rupa
Dosen Pengampu: Drs. Triyanto, M.A.




Disusun oleh:
Muhamad Khalim
2411412021
Rombel 301
Desain Komunikasi Visual S1





JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014

Advertise
300x250
Here

Ads by Seocips.com
FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KREATIVITAS MASYARAKAT INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
Oleh: Muhamad Khalim

1.     Pendahuluan
Sejak diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi dikenal sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagi masyarakat dunia. Seiring berjalannya waktu, fotografi berkembang begitu pesat. Berkat perkembangan teknologi yang semakin canggih, pengambilan gambar saat ini bisa dilakukan setiap hari hampir 24 jam (http://luhkomang.blogspot.com/).
Di era modernisasi seperti sekarang ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kebutuhan sehari-hari. Diantaranya fotografi, sehingga banyak karya fotografi saat ini yang gambarnya dapat dikatakan baik dan berkualitas.
Pada awal tahun 2013, muncul seni fotografi yang baru, yaitu selfie. Selfie adalah kegiatan mengambil gambar dirinya sendiri. Akan tetapi, kualitas seni fotografinya masih minim. Hal ini akan memudahkan seseorang mengembangkan hobi atau kebiasaannya menjadi lebih baik, seperti dalam bukunya Cahyanto, 2011 bahwa Guilford beserta para penelitinya lain sempat berupaya menemukan metode pengukuran kreativitas, sebagaimana mengukur tingkat intelegensi melalui tes IQ. Akan tetapi, upaya tersebut cenderung tak berhasil lantaran terlalu bersifat subjektif.
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalah sebagai berikut yaitu; apa pengertian fotografi, bagaimana gaya hidup masyarakat Indonesia di era modernisasi, dan bagaimana cara mengembangkan kreativitas masyarakat di bidang fotografi.
Tujuan makalah ini adalah ingin memberikan penjelasan tentang pengertian fotografi, gaya hidup masyarakat Indonesia di era modernisasi, dan cara mengembangkan kreativitas masyarakat di bidang fotografi.
Sedangkan manfaat hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi bahan masukan untuk pembuatan makalah selanjutnya.

2.     Pembahasan
2.1.        Pengertian Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat (wikipedia.com).
Adapun sumber lain yang menjelaskan bahwa Fotografi adalah adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Seni adalah sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan atau intisari dari kreativitas. Seni yang paling utama dalam fotografi adalah komposisi, dengan komposisi yang baik maka foto yang dihasilkan akan mempunyai makna dan cerita yang bisa disampaikan (www.gilangajip.com).
Selain itu, ada yang berpendapat bahwa fotografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Phobos yang berarti cahaya dan graphoo yang berarti menulis. Fotografi adalah pembuatan gambar dengan menggunakan lensa dan film atau pelat peka cahaya. Istilah fotografi pertama kali digunakan oleh Sir John Herschel pada tahun 1839 (fairuzelsaid.wordpress.com).
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa) (wikipedia.com).
Lensa menghasilkan bayangan nyata yang ditangkap oleh film (plastic transparan yang dilapisi emulsi perak halide). Bagian film yang terkena cahaya akan menyebabkan terkumpulnya partikel perak halide. Jika film dicuci dengan larutan hypo, bagian yang banyak terkena cahaya tampak lebih hitam (fairuzelsaid.wordpress.com).
Gambar positif (fotograf) dibuat di atas kertas peka cahaya. Film yang telah dicuci tadi dipasang di atasnya kemudian disinari. Bagian negative yang terang akan meneruskan sinar dan menyebabkan hitam di kertas sesuai dengan bayangan bendanya (fairuzelsaid.wordpress.com).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure) (wikipedia).
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fotografi adalah proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan menggunakan lensa dan film atau pelat peka cahaya.


2.2.       Gaya Hidup Masyarakat Indonesia di Era Modernisasi
Dalam setiap kehidupan kita mungkin sudah mengenal apa yang namanya gaya hidup, dia adalah sesuatu yang selalu ada dan dipraktekan oleh manusia disekelilingnya. Gaya hidup juga sudah menjadi panutan bagi orang-orang yang mengenalnya, karena dengan seperti itu akan nampak cara hidup yang mereka inginkan, sesuai kebutuhan mereka tanpa harus memikirkan orang lain, asiknya gaya hidup juga bisa dirasakan oleh beberapa kaum remaja yang masih melihat trend-trend gaya hidup sekarang ataupun masa depan, yang lebih dikenal dengan gaya hidup modern (cocorobokun.wordpress.com).
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Atau juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari (cocorobokun.wordpress.com).
Semakin berkembangnya teknologi khususnya di bidang fotografi yang diikuti dengan inovasi teknologi telah melahirkan tre bagi masyarakat kontemporer. Misalnya tren selfie yang saat ini perkembangannya sangat pesat di masyarakat Indonesia. Ini jelas sangat berpengaruh besar dalam dunia fotografi. Selfie muncul ketika kamera, alat memotret mulai digeserkan posisinya dengan berkembangnya smartphone, alat yang tidak bisa dipisahkan dan ini sebagai pendukung munculnya tren selfie. Selfie sendiri merupakan perilaku memotretdiri sendiri kemudian menyebarluaskannya ke media sosial (dalam kamus Oxford 2013).
Perilaku memotret diri sendiri (selfie) tak ayal telah menyalurkan energi euforia (kesenangan yang berlebihan) bagi pelakunya. Dimana ketika orang sedang memotret dirinya sendiri,  dia pasti  melakukannya berulang kali hingga mendapatkan kepuasan tersendiri yang menurutnya hasil potretannya tersebut sesuai dengan keinginannnya (bagus). Kepuasaan tersebut adalah bentuk dari euforia selfie. Dengan ini dapat dikatakan bahwa orang memotret dirinya sendiri karena ingin menghibur dirinya sendiri di waktu luang maupun mengabadikan moment dan membagikannya ke orang lain melalui media sosial. Di samping itu aksi selfie ini banyak digemari orang karena hasil potret yang mereka lakukan bisa langsung dishare ke media sosial dan bisa mendapatkan respon positif dari para pengguna media sosial lainnya. Dengan ini akan mendatangkan manfaat bagi penggunanya, diantaranya adalah mereka menjadi dikenal oleh publik dan mendapatkan pengakuan tentang keberadaanya, keeksistensinya di ranah publik (http://khalidanoor.blogspot.com/). 
Namun disisi lain orang juga melakukan selfie karena ingin mendapatkan manfaat finansial. Dimana kata selfie ini cukup populer di kalangan masyarakat global bahkan dinobatkan sebagaiword of the year di kamus bahasa inggris Oxford pada bulan November 2013. Kepopularan kataselfie ini tak ayal dijadikan sebagai ajang promosi oleh para pelaku bisnis. Contoh konkretnyaIndonesia’s next top selfie yang diadakan oleh perusahaan telekomunikasi xl dan selfiology, smile nation yang diadakan oleh perusahaan telekomunikasi im3 sebagai strategi promosi bisnisnya.  Dengan ini orang pun berlomba-lomba melakukan aksi selfie di media sosial guna mendapatkan hadiah dari ajang promosi yang dilakukan oleh para pelaku bisnis tersebut. Di samping itu adanya publik figur, baik artis, pejabat maupun presiden menuliskan hastag (#) selfie pada akun media sosialnya menjadikan kata ‘selfie’ booming (heboh) dan menimbulkan budaya latah perilaku selfiepada masyarakat global saat ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa euforia (kesenangan)selfie ini mulai dirasakan dan dilakukan oleh para pengguna media sosial, tatkala ada aktor yang secara kolektif melakukan aksi selfie dan diikuti oleh para followersnya, serta adanya penggunaan kata selfie dalam penulisan berita, artikel di beberapa sumber media mengakibatkan kata selfie semakin populer di masyarakat global  (http://khalidanoor.blogspot.com/). 
Kepopuleran kata selfie ini juga disebabkan oleh banyaknya orang yang memperlihatkan dan membagikan tentang dirinya sendiri di media sosial. Dimana hal ini telah menciptakan dialog interaktif antara orang yang menshare fotonya dengan orang yang melihat maupun merespon foto yang dipost di media sosial. Dialog interaktif ini secara harfiah telah menghubungkan ikatan relasi antara ‘aku dan kamu’ dalam layar digital. Aku yang dimaksudkan disini adalah orang yang menshare foto selfienya ke media sosial, sedangkan kamu adalah orang yang merespon foto selfieyang dilihatnya di media sosial. Relasi aku dan kamu ini telah mengafirmasikan bahwa setiap orang yang melakukan aksi selfie memiliki kesatuan eksistensi di dalam layar digital. Dimana layar digital adalah tempat  bagi mediasi atau penampakan suatu objek  yang menghubungkan relasi aku dan kamu ke dalam dialog interaktif  di media sosial. Dengan ini menegaskan bahwa ikatan relasi aku dan kamu adalah proses berlangsungnya euforia selfie dalam layar digital yang dilakukan secarakontinyu oleh masyarakat global saat ini.
Fenomena selfie ini menekankan bahwa aksi selfie dilakukan itu hanya ingin orang tau (eksis) dan itu hanya akan dikenal orang dalam sebuah layar digital. Dan melalui sebuah layar digitallah yang menghubungkan relasi aku dan kamu ke dalam sebuah euforia selfie (kesenangan yang secara kontinyu dirasakan oleh banyak orang) di media sosial. Inilah yang kemudian mengubah peradaban manusia pada masa digitalisasi saat ini, yang mana pada zaman dahulu dengan meminjam istilah dari Descartes tentang i think, therefore i am (saya berpikir, karena itu saya) dan pada zaman sekarang menjadi i share, therefore i am (saya berbagi, karena itu saya). Dimana pada zaman digital saat ini orang secara terang-terangan mengeksplorasi dirinya, dengan cara membagikan tentang dirinya sendiri di media sosial. Dengan demikian dapat dipahami bahwa selama euforia selfie masih berlangsung dan menjadi trending topic di media sosial, dan pada saat itulah terjalin relasi aku dan kamu dalam layar digital untuk bereksistensi (pengakuan ada dan tiada) di media sosial (http://khalidanoor.blogspot.com/).          
Dari beberapa penjelasan di atas, Budaya Selfie tampaknya sudah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari manusia modern di bidang fotografi. Di era selfie dan era tipuan visual saat ini, aplikasi pemoles foto sangatlah laris-manis. Berbagai produsen aplikasi teknologi tersebut terus saja mengeluarkan produk-produk terbaru. Alasannya sederhana, karena mengabadikan foto dengan hasil yang tanpa cela itu sebenarnya tidak mudah. Apalagi jika menyangkut foto diri sendiri. Sehingga, kehadiran aplikasi-aplikasi baru dan pengetahuan teknik memotret yang benar menjadi suatu hal yang dibutuhkan untuk mengembangkan kreativitas masyarakat di bidang fotografi.

2.3.        Cara Mengembangkan Kreativitas Masyarakat di Bidang Fotografi
Kreativitas/ kreasi adalah sesuatu yag baru, yang beluma pernah ada, yang bersumber pada ide, garap atau kedua-duanya sehingga menjadikan wujud yang baru, seni adalah kreatif artinya seni selalu baru (Bastomi, 2012:24). Oleh karenanya cara mengembangkan kreativitas masyarakat di bidang fotografi, alangkah lebih baiknya masyarakat mengerti akan tehnik fotografi yang baik dan berkualitas.
Adapun beberapa pendapat mengenai cara yang baik dan berkualitas dalam ilmu fotografi, diantaranya;
2.3.1.         10 tips dari komunitas Fotodroids bagaimana ber-selfie menggunakan kamera smartphone yang kreatif:
a.         Jangan Lupakan Komposisi
b.        Dress Up
c.         Gunakan Properties
d.        Selfie Tidak Selalu Foto Wajah
e.        Crop Selfie
f.          Tidak harus selalu tersenyum. 
g.         Gunakan Objek Reflektif
h.        Eksplorasi Dengan Kamera Depan dan Belakang
i.           Gunakan Timer / Shutter Release
j.          Membuat Tema (community.gopego.com)

2.3.2.         ima tips untuk mendapatkan foto Selfie berkualitas:
a.       Perhatikan Penampilan
b.      Cermat Memilih Backgroud
c.       Pencahayaan
d.      Sudut Pengambilan Gambar
e.      Editing (sidomi.com)
2.3.3.         Teknik Foto Close Up Untuk Memfoto Model antara lain sebagai berikut:
a.       Kamera
b.      Waktu
c.       Komposisi
d.      Pencahayaan
e.      Komunikasi
f.        Lokasi (lensafotografi.com).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tehnik fotografi yang baik dan berkualitas untuk selfie adalah sebagai berikut:
a.  Komposisi
Tempatkan model pada tengah-tengah frame kamera. Posisikan kamera sejajar dengan model. Jangan terlau rendah atau terlalu tinggi dari model. Anda bisa mengaturnya lewat jendela penglihat (view winder) di kamera anda. Pakai teori what you see what you get. Jadi apa yang anda lihat di jendela penglihat kamera anda, itu yang akan terekam di foto anda.
Untuk model yang memiliki bentuk wajah lebar atau postur tubuh yang gemuk, atur posisi wajahnya agak sedikit serong ke sisi kiri atau kanan. Jangan menghadap lurus ke arah kamera. Hal ini untuk mengurangi kesan gemuk atau lebar pada wajah model. Sehingga gambar pada foto akan terlihat salah satu sisi pipi si model sedikit ramping karena model menghadap sedikit serong ke sisi kiri atau kanan. Karena biasanya setiap model khususnya wanita ingin terlihat lebih kurus ketika difoto
(lensafotografi.com).
@johjuda
Gambar 1: Komposisi
Sumber : community.gopego.com

Gambar 1 ini yang menunjukkan komposisinya pada objek dan background foto. Objek ditempatkan sepertiga layar dan begitu pula backgroundnya. Sehingga terlihat lebih hidup gambar tersebut.
Dan tidak boleh di meninggalkan perspektif, perspektif merupakan gejala penglihatan yang membuat benda-benda yang berada di kejauhan tampak semakin mengecil. Garis-garis yang sejajar menjauhi kita akan tampak semakin menyempit berdekatan dan akhirnya bertemu pada satu titik (Sunaryo, 2012:8).
b.  Pencahayaan
Arahkan cahaya yang datangnya dari matahari di sisi kanan atau kiri model (teori pencahayaan samping). Kalau cahaya matahari masih belum keras bisa menempatkan model dengan menghadap sejajar arah matahari. Hal ini selama mata sang model tidak mengecil karena menahan datangnya cahaya matahari. Untuk mengantisipasi bagian wajah yang lebih gelap karena tidak terkena cahaya matahari, bisa menggunakan kertas putih atau kain putih yang dibentang menghadap ke arah bagian wajah yang agak gelap. Kertas putih atau kain putih berfungsi sebagai reflektor atau media pantul dari cahaya matahari. Di bidang fotografi teknik ini disebut fill in light (cahaya pengisi) (lensafotografi.com).
c.   Lokasi
Semua tempat di luar ruangan (outdoor) bisa dipakai untuk pemotretan ini. Asal kondisi cahaya di lokasi yang dipakai cukup terang untuk pemotretan. Contoh lokasi : Taman, perkarangan rumah yang banyak pepohonan rindang, sawah dan lain-lain. Usahakan lokasi yang dipakai tidak terlalu ramai. Karena yang kita tonjolkan dalam pemotretan ini adalah modelnya. Jangan sampai latar belakang lebih menarik dari modelnya. Pilih warna-warna yang teduh atau lembut, misal : hijau, kuning. Jangan mempergunakan warna merah. Karena warna merah lebih kuat daripada warna kulit. Selain itu warna kulit akan terpengaruh dan menjadi lebih pucat atau agak kebiru-biruan.
Sebenarnya masih banyak yang dapat disampaikan di dalam topik ini. Untuk sementara ada baiknya anda pelajari dulu tips-tips diatas. Di topik bahasan yang lain akan kami lanjutkan pembahasan mengenai tips-tips memotret model (lensafotografi.com).
d.  Waktu
Kalau anda memotret dengan memanfaatkan cahaya matahari atau diluar ruangan, waktu yang ideal untuk pemotretan adalah jam 8 – 10 pagi atau jam 3 – 5 sore. Karena pada waktu – waktu tersebut cahaya matahari masih lembut. Sehingga bayangan yang muncul di bagian bawah kelopak mata, hidung dan leher tidak terlalu keras atau lembut (lensafotografi.com).
e.  Sudut pandang gambar
Cari angle terbaik guna dapatkan foto maksimal. Jika ingin efektif, berlatihlah di depan cermin. Para model juga lakukan itu untuk ‘menghafal’ pose terbaik mereka jika dibidik di depan kamera. Meski bukan model, Anda juga bisa lakukan itu pula (sidomi.com).
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa cara foto selfie yang bagus dan berkualitas adalah dengan memperhatikan komposisi, pencahayaan, lokasi, waktu, dan sudut pandang gambar. Dan adapun cara mengembangkan kreatifitas masyarakat yang hobi selfie adalah dengan menerapkan cara foto selfie yang bagus dan berkualitas, sehingga nantinya kreativitas masyarakat tersebut akan terus terasah dan akan lebih baik lagi.
3.     Penutup
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, akhirnya dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut:
Pertama, fotografi adalah proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan menggunakan lensa dan film atau pelat peka cahaya.
Kedua, Budaya Selfie tampaknya sudah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari manusia modern di bidang fotografi. Di era selfie dan era tipuan visual saat ini, aplikasi pemoles foto sangatlah laris-manis. Berbagai produsen aplikasi teknologi tersebut terus saja mengeluarkan produk-produk terbaru. Alasannya sederhana, karena mengabadikan foto dengan hasil yang tanpa cela itu sebenarnya tidak mudah. Apalagi jika menyangkut foto diri sendiri. Sehingga, kehadiran aplikasi-aplikasi baru dan pengetahuan teknik memotret yang benar menjadi suatu hal yang dibutuhkan untuk mengembangkan kreativitas masyarakat di bidang fotografi.
Ketiga, cara foto selfie yang bagus dan berkualitas adalah dengan memperhatikan komposisi, pencahayaan, lokasi, waktu, dan sudut pandang gambar. Dan adapun cara mengembangkan kreatifitas masyarakat yang hobi selfie adalah dengan menerapkan cara foto selfie yang bagus dan berkualitas, sehingga nantinya kreativitas masyarakat tersebut akan terus terasah dan akan lebih baik lagi.





















DAFTAR PUSTAKA

Bastomi, Suwaji. 2012. Estetika Kontemporer dan Kritiknya. Semarang: Unnes Semarang Press

Cahyono, Achmad. 2011. Panduan Pintar Melatih dan Mengasah Otak. Yogjakarta: Mahavhira.

Sunaryo, Aryo. 2012. Handout Sketsa. Semarang: Unnes Semarang Press.

https://cocorobokun.wordpress.com/category/gaya-hidup-orang-indonesia/

http://community.gopego.com/2014/03/10-tips-memotret-kreatif-foto-selfie

https://fairuzelsaid.wordpress.com/2011/10/31/interaksi-manusia-dan-komputer-pengertian-dan-sejarah-fotografi/

http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi

http://khalidanoor.blogspot.com/

http://lensafotografi.com/tips-memotret-model-bagian-1/

http://luhkomang.blogspot.com/

http://sidomi.com/329765/5-tips-untuk-mendapatkan-foto-selfie-berkualitas/

http://spotblogdoth.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-jenis-jenis-fotografi.html


http://www.gilangajip.com/pengertian-fotografi/