FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN
KREATIVITAS MASYARAKAT INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Seminar Seni Rupa
Dosen Pengampu: Drs. Triyanto, M.A.
Disusun oleh:
Muhamad Khalim
2411412021
Rombel 301
Desain Komunikasi Visual S1
JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014
FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN
KREATIVITAS MASYARAKAT INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
Oleh: Muhamad Khalim
1.
Pendahuluan
Sejak
diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi
dikenal sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagi masyarakat dunia. Seiring
berjalannya waktu, fotografi berkembang begitu pesat. Berkat perkembangan
teknologi yang semakin canggih, pengambilan gambar saat ini bisa dilakukan
setiap hari hampir 24 jam (http://luhkomang.blogspot.com/).
Di era
modernisasi seperti sekarang ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan kemajuan
teknologi untuk kebutuhan sehari-hari. Diantaranya fotografi, sehingga banyak
karya fotografi saat ini yang gambarnya dapat dikatakan baik dan berkualitas.
Pada
awal tahun 2013, muncul seni fotografi yang baru, yaitu selfie. Selfie adalah
kegiatan mengambil gambar dirinya sendiri. Akan tetapi, kualitas seni
fotografinya masih minim. Hal ini akan memudahkan seseorang mengembangkan hobi
atau kebiasaannya menjadi lebih baik, seperti dalam bukunya Cahyanto, 2011
bahwa Guilford beserta para penelitinya lain sempat berupaya menemukan metode
pengukuran kreativitas, sebagaimana mengukur tingkat intelegensi melalui tes
IQ. Akan tetapi, upaya tersebut cenderung tak berhasil lantaran terlalu
bersifat subjektif.
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di
atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalah sebagai berikut yaitu; apa
pengertian fotografi, bagaimana gaya hidup masyarakat Indonesia di era
modernisasi, dan bagaimana cara mengembangkan kreativitas masyarakat di bidang
fotografi.
Tujuan makalah ini adalah ingin memberikan
penjelasan tentang pengertian fotografi, gaya hidup masyarakat Indonesia di era
modernisasi, dan cara mengembangkan kreativitas masyarakat di bidang fotografi.
Sedangkan manfaat hasil penulisan ini
diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi bahan masukan untuk pembuatan
makalah selanjutnya.
2.
Pembahasan
2.1.
Pengertian Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari
kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" :
Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media
cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk
menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya
yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer
untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang
bisa dibuat (wikipedia.com).
Adapun sumber lain yang menjelaskan bahwa Fotografi adalah adalah seni atau
proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Seni
adalah sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan atau
intisari dari kreativitas. Seni yang paling utama dalam fotografi adalah
komposisi, dengan komposisi yang baik maka foto yang dihasilkan akan mempunyai
makna dan cerita yang bisa disampaikan (www.gilangajip.com).
Selain
itu, ada yang berpendapat bahwa fotografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Phobos
yang berarti cahaya dan graphoo yang berarti menulis. Fotografi adalah
pembuatan gambar dengan menggunakan lensa dan film atau pelat peka cahaya.
Istilah fotografi pertama kali digunakan oleh Sir John Herschel pada tahun 1839
(fairuzelsaid.wordpress.com).
Prinsip fotografi adalah memokuskan
cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap
cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat
akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan
(selanjutnya disebut lensa) (wikipedia.com).
Lensa menghasilkan bayangan nyata yang
ditangkap oleh film (plastic transparan yang dilapisi emulsi perak halide).
Bagian film yang terkena cahaya akan menyebabkan terkumpulnya partikel perak
halide. Jika film dicuci dengan larutan hypo, bagian yang banyak terkena cahaya
tampak lebih hitam (fairuzelsaid.wordpress.com).
Gambar positif (fotograf) dibuat di atas
kertas peka cahaya. Film yang telah dicuci tadi dipasang di atasnya kemudian
disinari. Bagian negative yang terang akan meneruskan sinar dan menyebabkan
hitam di kertas sesuai dengan bayangan bendanya (fairuzelsaid.wordpress.com).
Untuk
menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan
bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang
tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan
mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO
Speed), diafragma (Aperture),
dan kecepatan rana (speed).
Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure)
(wikipedia).
Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fotografi adalah proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto
dari suatu obyek dengan menggunakan lensa dan film atau pelat peka
cahaya.
2.2.
Gaya Hidup Masyarakat Indonesia di Era
Modernisasi
Dalam setiap kehidupan kita mungkin sudah
mengenal apa yang namanya gaya hidup, dia adalah sesuatu yang selalu ada dan
dipraktekan oleh manusia disekelilingnya. Gaya hidup juga sudah menjadi panutan
bagi orang-orang yang mengenalnya, karena dengan seperti itu akan nampak cara
hidup yang mereka inginkan, sesuai kebutuhan mereka tanpa harus memikirkan
orang lain, asiknya gaya hidup juga bisa dirasakan oleh beberapa kaum remaja
yang masih melihat trend-trend gaya hidup sekarang ataupun masa depan, yang
lebih dikenal dengan gaya hidup modern (cocorobokun.wordpress.com).
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap
orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang
tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Atau juga, gaya hidup adalah suatu seni
yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat
dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin
canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup
oleh manusia dalam kehidupan
sehari-hari (cocorobokun.wordpress.com).
Semakin
berkembangnya teknologi khususnya di bidang fotografi yang diikuti dengan
inovasi teknologi telah melahirkan tre bagi masyarakat kontemporer. Misalnya
tren selfie yang saat ini perkembangannya sangat pesat di masyarakat Indonesia.
Ini jelas sangat berpengaruh besar dalam dunia fotografi. Selfie muncul ketika
kamera, alat memotret mulai digeserkan posisinya dengan berkembangnya smartphone,
alat yang tidak bisa dipisahkan dan ini sebagai pendukung munculnya tren
selfie. Selfie sendiri merupakan perilaku memotretdiri sendiri kemudian
menyebarluaskannya ke media sosial (dalam kamus Oxford 2013).
Perilaku memotret diri sendiri (selfie)
tak ayal telah menyalurkan energi euforia (kesenangan yang berlebihan) bagi
pelakunya. Dimana ketika orang sedang memotret dirinya sendiri, dia pasti
melakukannya berulang kali hingga mendapatkan kepuasan tersendiri yang
menurutnya hasil potretannya tersebut sesuai dengan keinginannnya (bagus).
Kepuasaan tersebut adalah bentuk dari euforia selfie. Dengan ini
dapat dikatakan bahwa orang memotret dirinya sendiri karena ingin menghibur
dirinya sendiri di waktu luang maupun mengabadikan moment dan membagikannya ke
orang lain melalui media sosial. Di samping itu aksi selfie ini
banyak digemari orang karena hasil potret yang mereka lakukan bisa langsung dishare ke
media sosial dan bisa mendapatkan respon positif dari para pengguna media
sosial lainnya. Dengan ini akan mendatangkan manfaat bagi penggunanya,
diantaranya adalah mereka menjadi dikenal oleh publik dan mendapatkan pengakuan
tentang keberadaanya, keeksistensinya di ranah publik
(http://khalidanoor.blogspot.com/).
Namun disisi lain orang juga
melakukan selfie karena ingin mendapatkan manfaat finansial.
Dimana kata selfie ini cukup populer di kalangan masyarakat
global bahkan dinobatkan sebagaiword of the year di kamus bahasa
inggris Oxford pada bulan November 2013. Kepopularan kataselfie ini
tak ayal dijadikan sebagai ajang promosi oleh para pelaku bisnis. Contoh
konkretnyaIndonesia’s next top selfie yang diadakan oleh perusahaan
telekomunikasi xl dan selfiology, smile nation yang diadakan
oleh perusahaan telekomunikasi im3 sebagai strategi promosi bisnisnya.
Dengan ini orang pun berlomba-lomba melakukan aksi selfie di
media sosial guna mendapatkan hadiah dari ajang promosi yang dilakukan oleh
para pelaku bisnis tersebut. Di samping itu adanya publik figur, baik
artis, pejabat maupun presiden menuliskan hastag (#) selfie pada
akun media sosialnya menjadikan kata ‘selfie’ booming (heboh)
dan menimbulkan budaya latah perilaku selfiepada masyarakat global
saat ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa euforia (kesenangan)selfie ini
mulai dirasakan dan dilakukan oleh para pengguna media sosial, tatkala ada
aktor yang secara kolektif melakukan aksi selfie dan diikuti
oleh para followersnya, serta adanya penggunaan kata selfie dalam
penulisan berita, artikel di beberapa sumber media mengakibatkan kata selfie
semakin populer di masyarakat global
(http://khalidanoor.blogspot.com/).
Kepopuleran kata selfie ini
juga disebabkan oleh banyaknya orang yang memperlihatkan dan membagikan tentang
dirinya sendiri di media sosial. Dimana hal ini telah menciptakan dialog
interaktif antara orang yang menshare fotonya dengan orang yang
melihat maupun merespon foto yang dipost di media sosial. Dialog
interaktif ini secara harfiah telah menghubungkan ikatan relasi antara ‘aku dan
kamu’ dalam layar digital. Aku yang dimaksudkan disini adalah orang yang
menshare foto selfienya ke media sosial, sedangkan kamu adalah
orang yang merespon foto selfieyang dilihatnya di media sosial.
Relasi aku dan kamu ini telah mengafirmasikan bahwa setiap orang yang melakukan
aksi selfie memiliki kesatuan eksistensi di dalam layar
digital. Dimana layar digital adalah tempat bagi mediasi atau penampakan
suatu objek yang menghubungkan relasi aku dan kamu ke dalam dialog
interaktif di media sosial. Dengan ini menegaskan bahwa ikatan relasi aku
dan kamu adalah proses berlangsungnya euforia selfie dalam
layar digital yang dilakukan secarakontinyu oleh masyarakat global
saat ini.
Fenomena selfie ini menekankan bahwa aksi selfie dilakukan itu
hanya ingin orang tau (eksis) dan itu hanya akan dikenal orang dalam sebuah
layar digital. Dan melalui sebuah layar digitallah yang menghubungkan relasi
aku dan kamu ke dalam sebuah euforia selfie (kesenangan yang
secara kontinyu dirasakan oleh banyak orang) di media sosial. Inilah yang
kemudian mengubah peradaban manusia pada masa digitalisasi saat ini, yang mana
pada zaman dahulu dengan meminjam istilah dari Descartes tentang i think,
therefore i am (saya berpikir, karena itu saya) dan pada zaman
sekarang menjadi i share, therefore i am (saya berbagi, karena
itu saya). Dimana pada zaman digital saat ini orang secara terang-terangan
mengeksplorasi dirinya, dengan cara membagikan tentang dirinya sendiri di media
sosial. Dengan demikian dapat dipahami bahwa selama euforia selfie masih
berlangsung dan menjadi trending topic di media sosial, dan
pada saat itulah terjalin relasi aku dan kamu dalam layar digital untuk
bereksistensi (pengakuan ada dan tiada) di media sosial (http://khalidanoor.blogspot.com/).
Dari beberapa penjelasan
di atas, Budaya Selfie tampaknya sudah menjadi bagian penting
dari kehidupan sehari-hari manusia modern di bidang fotografi. Di era selfie dan era tipuan
visual saat ini, aplikasi pemoles foto sangatlah laris-manis. Berbagai produsen
aplikasi teknologi tersebut terus
saja mengeluarkan produk-produk terbaru. Alasannya sederhana, karena
mengabadikan foto dengan hasil yang tanpa cela itu sebenarnya tidak mudah.
Apalagi jika menyangkut foto diri sendiri. Sehingga, kehadiran
aplikasi-aplikasi baru dan pengetahuan teknik memotret yang benar menjadi suatu
hal yang dibutuhkan untuk mengembangkan kreativitas masyarakat di bidang
fotografi.
2.3.
Cara Mengembangkan Kreativitas Masyarakat
di Bidang Fotografi
Kreativitas/ kreasi adalah sesuatu yag
baru, yang beluma pernah ada, yang bersumber pada ide, garap atau kedua-duanya
sehingga menjadikan wujud yang baru, seni adalah kreatif artinya seni selalu
baru (Bastomi, 2012:24). Oleh karenanya cara mengembangkan kreativitas
masyarakat di bidang fotografi, alangkah lebih baiknya masyarakat mengerti akan
tehnik fotografi yang baik dan berkualitas.
Adapun beberapa pendapat mengenai cara
yang baik dan berkualitas dalam ilmu fotografi, diantaranya;
2.3.1.
10 tips dari komunitas Fotodroids bagaimana
ber-selfie menggunakan kamera smartphone yang kreatif:
a.
Jangan Lupakan Komposisi
b.
Dress Up
c.
Gunakan Properties
d.
Selfie Tidak Selalu Foto Wajah
e.
Crop Selfie
f.
Tidak harus selalu tersenyum.
g.
Gunakan Objek Reflektif
h.
Eksplorasi Dengan Kamera Depan dan Belakang
i.
Gunakan Timer / Shutter Release
j.
Membuat Tema (community.gopego.com)
2.3.2.
ima tips untuk mendapatkan foto Selfie
berkualitas:
a. Perhatikan Penampilan
b. Cermat Memilih Backgroud
c. Pencahayaan
d. Sudut Pengambilan Gambar
e.
Editing (sidomi.com)
2.3.3.
Teknik Foto Close Up Untuk Memfoto Model antara
lain sebagai berikut:
a.
Kamera
b.
Waktu
c.
Komposisi
d.
Pencahayaan
e.
Komunikasi
f.
Lokasi (lensafotografi.com).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa tehnik fotografi yang baik dan berkualitas untuk selfie
adalah sebagai berikut:
a. Komposisi
Tempatkan model pada tengah-tengah frame kamera. Posisikan kamera
sejajar dengan model. Jangan terlau rendah atau terlalu tinggi dari model. Anda
bisa mengaturnya lewat jendela penglihat (view winder) di kamera anda. Pakai
teori what you see what you get. Jadi apa yang anda lihat di jendela
penglihat kamera anda, itu yang akan terekam di foto anda.
Untuk model yang memiliki bentuk wajah lebar atau postur tubuh yang gemuk, atur
posisi wajahnya agak sedikit serong ke sisi kiri atau kanan. Jangan menghadap
lurus ke arah kamera. Hal ini untuk mengurangi kesan gemuk atau lebar pada
wajah model. Sehingga gambar pada foto akan terlihat salah satu sisi pipi si
model sedikit ramping karena model menghadap sedikit serong ke sisi kiri atau
kanan. Karena biasanya setiap model khususnya wanita ingin terlihat lebih kurus
ketika difoto (lensafotografi.com).
Gambar 1: Komposisi
Sumber : community.gopego.com
Gambar 1 ini yang menunjukkan
komposisinya pada objek dan background foto. Objek ditempatkan sepertiga layar
dan begitu pula backgroundnya. Sehingga terlihat lebih hidup gambar tersebut.
Dan tidak boleh di meninggalkan
perspektif, perspektif merupakan gejala penglihatan yang membuat benda-benda
yang berada di kejauhan tampak semakin mengecil. Garis-garis yang sejajar
menjauhi kita akan tampak semakin menyempit berdekatan dan akhirnya bertemu
pada satu titik (Sunaryo, 2012:8).
b. Pencahayaan
Arahkan cahaya yang datangnya dari
matahari di sisi kanan atau kiri model (teori pencahayaan samping). Kalau
cahaya matahari masih belum keras bisa menempatkan model dengan menghadap
sejajar arah matahari. Hal ini selama mata sang model tidak mengecil karena
menahan datangnya cahaya matahari. Untuk mengantisipasi bagian wajah yang lebih
gelap karena tidak terkena cahaya matahari, bisa menggunakan kertas putih atau
kain putih yang dibentang menghadap ke arah bagian wajah yang agak gelap.
Kertas putih atau kain putih berfungsi sebagai reflektor atau media pantul dari
cahaya matahari. Di bidang fotografi teknik ini disebut fill in light (cahaya
pengisi) (lensafotografi.com).
c.
Lokasi
Semua tempat di luar ruangan (outdoor) bisa dipakai untuk
pemotretan ini. Asal kondisi cahaya di lokasi yang dipakai cukup terang untuk
pemotretan. Contoh lokasi : Taman, perkarangan rumah yang banyak pepohonan
rindang, sawah dan lain-lain. Usahakan lokasi yang dipakai tidak terlalu ramai.
Karena yang kita tonjolkan dalam pemotretan ini adalah modelnya. Jangan sampai
latar belakang lebih menarik dari modelnya. Pilih warna-warna yang teduh atau
lembut, misal : hijau, kuning. Jangan mempergunakan warna merah. Karena warna
merah lebih kuat daripada warna kulit. Selain itu warna kulit akan terpengaruh
dan menjadi lebih pucat atau agak kebiru-biruan.
Sebenarnya masih banyak yang dapat disampaikan di dalam topik ini.
Untuk sementara ada baiknya anda pelajari dulu tips-tips diatas. Di topik
bahasan yang lain akan kami lanjutkan pembahasan mengenai tips-tips memotret
model (lensafotografi.com).
d. Waktu
Kalau anda memotret dengan memanfaatkan
cahaya matahari atau diluar ruangan, waktu yang ideal untuk pemotretan adalah
jam 8 – 10 pagi atau jam 3 – 5 sore. Karena pada waktu – waktu tersebut cahaya
matahari masih lembut. Sehingga bayangan yang muncul di bagian bawah kelopak
mata, hidung dan leher tidak terlalu keras atau lembut (lensafotografi.com).
e. Sudut pandang gambar
Cari angle terbaik guna dapatkan foto maksimal. Jika ingin
efektif, berlatihlah di depan cermin. Para model juga lakukan itu untuk
‘menghafal’ pose terbaik mereka jika dibidik di depan kamera. Meski bukan
model, Anda juga bisa lakukan itu pula (sidomi.com).
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa cara
foto selfie yang bagus dan berkualitas adalah dengan memperhatikan komposisi,
pencahayaan, lokasi, waktu, dan sudut pandang gambar. Dan adapun cara
mengembangkan kreatifitas masyarakat yang hobi selfie adalah dengan menerapkan
cara foto selfie yang bagus dan berkualitas, sehingga nantinya kreativitas
masyarakat tersebut akan terus terasah dan akan lebih baik lagi.
3.
Penutup
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut,
akhirnya dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut:
Pertama, fotografi adalah proses
atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan menggunakan
lensa dan film atau pelat peka cahaya.
Kedua, Budaya Selfie tampaknya sudah menjadi bagian penting dari
kehidupan sehari-hari manusia modern di bidang fotografi. Di era selfie dan era tipuan
visual saat ini, aplikasi pemoles foto sangatlah laris-manis. Berbagai produsen
aplikasi teknologi tersebut terus
saja mengeluarkan produk-produk terbaru. Alasannya sederhana, karena
mengabadikan foto dengan hasil yang tanpa cela itu sebenarnya tidak mudah.
Apalagi jika menyangkut foto diri sendiri. Sehingga, kehadiran
aplikasi-aplikasi baru dan pengetahuan teknik memotret yang benar menjadi suatu
hal yang dibutuhkan untuk mengembangkan kreativitas masyarakat di bidang
fotografi.
Ketiga, cara foto selfie yang bagus dan
berkualitas adalah dengan memperhatikan komposisi, pencahayaan, lokasi, waktu,
dan sudut pandang gambar. Dan adapun cara mengembangkan kreatifitas masyarakat
yang hobi selfie adalah dengan menerapkan cara foto selfie yang bagus dan
berkualitas, sehingga nantinya kreativitas masyarakat tersebut akan terus
terasah dan akan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Bastomi, Suwaji.
2012. Estetika Kontemporer dan Kritiknya. Semarang: Unnes Semarang Press
Cahyono, Achmad.
2011. Panduan Pintar Melatih dan Mengasah Otak. Yogjakarta: Mahavhira.
Sunaryo, Aryo. 2012.
Handout Sketsa. Semarang: Unnes Semarang Press.
https://cocorobokun.wordpress.com/category/gaya-hidup-orang-indonesia/
http://community.gopego.com/2014/03/10-tips-memotret-kreatif-foto-selfie
https://fairuzelsaid.wordpress.com/2011/10/31/interaksi-manusia-dan-komputer-pengertian-dan-sejarah-fotografi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi
http://khalidanoor.blogspot.com/
http://lensafotografi.com/tips-memotret-model-bagian-1/
http://luhkomang.blogspot.com/
http://sidomi.com/329765/5-tips-untuk-mendapatkan-foto-selfie-berkualitas/
http://spotblogdoth.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-jenis-jenis-fotografi.html
http://www.gilangajip.com/pengertian-fotografi/